Abad 20 di Amerika dan Eropa, hasil
analisis mereka berkesimpulan bahwa sistem
pendidikan modern yang sekuler telah menghasilkan para saintis dan teknokrat
yang handal tapi tidak melahirkan para lulusan yang memiliki integritas
kepribadian yang matang.
Untuk mengantisipasi dampak negatif
kemajuan IPTEK dan lajunya arus globalisasi yang cepat, perrlu menyadari untuk
segera membekali peserta didik dengan kemampuan dasar diantaranya nilai-nilai
kemandirian. Secara filosofi kemampuan tersebut berupa kemampuan dalam
memahami, memaknai dan mengamalkan nilai-nilai esensial yang ada pada dirinya
baik sebagai individu, anggota keluarga, anggota masyarakat, warga negara
maupun sebagai bagian dari alam.
Oleh sebab itu, maka lahirlah general
education. General education adalah pendidikan yang berkenaan dengan
pengembangan keseluruhan kepribadian seseorang dalam kaitannya dengan
masyarakat dan lingkunga hidupnya.
Latar belakang lahirnya general
education adalah:
1.
Sebagai reaksi masyarakat terhadap
spesialisasi keilmuan yang berlebihan, dimana para spesialis telah mendewakan
hasil-hasil penemuaanya yang menakjubkan sementara mereka lupa pada nilai-nilai
esensial kemanusiaannya.
2.
Sebagai reaksi terhadap kepincangan penguasaan
minat-minat khusus dengan perolehan peradaban yang lebih luas.
3.
Sebagai reaksi terhadap
pengkotak-kotakkan kurikulum dan pecahnya pengalaman belajar siswa.
4.
Sebagai reaksi terhadap formalism dalam
pendidikan liberal.
Menurut Philip H. Phenix (1964:6), enam pola makna esensial bagi segenap
mahasiswa :
a) Makna symbolycs, yaitu kemampuan berbahasa dan
berhitung
b) Makna
empirics, yaitu kemampuan untuk memaknai benda-benda melalui proses penjelajahan dan penyelidikan empiris
c) Makna
esthetics, yaitu kemampuan memaknai keindahan seni dan fenomena alam
d) Makna
ethics, yaitu kemampuan memaknai baik dan buruk
e) Makna
synoetics, yakni kemampuan berfikir logis, rasional sehingga dapat memaknai
benar dan salah
f) Makna
synoptic, yaitu kemampuan untuk beragama atau berfilsafat
Keenam pola makna di atas dikemas dalam
bentuk General Education (Pendidikan
Umum)
Philip H. Phenix (1963:8)
merumuskan tujuan pendidikan umum :
A complete person should be skilled in
the use of speech, symbol and gesture, factually well informed, capale of
creating and apresiating object of esthetic significance, endowed with a rich
and disciplined life in relation to self and others, able to make wise decision and to judge between right
and wrong and possed of an integral out look.
Artinya manusia yang memiliki kemampuan
dalam menggunakan kata-kata, symbol, isyarat, dapat menerima informasi factual,
dapat melakukan dan mengapresiasi objek-objek seni, memiliki kemampuan dan
disiplin hidup dalam hubungan dengan dirinya maupun orang lain, cakap dalam
mengambil keputusan yang bijaksana, dapat mempertimbangkan antara yang benar
dan yang salah serta memiliki pandangan yang integral.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar